Halaman

Minggu, 15 April 2012

pengorganisasian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi anggauta dari berbagai organisasi, seperti organisasi bidang sosial atau kemasyarakatan , organisasi bidang politik, organisasi bidang pendidikan dan sebagainya. Organisasi akan meresap ke dalam masyarakat atau kehidupan sehari-hari, dan manusia akan berada dalam lingkungan organisasi. Organisasi – organisasi ini mempunyai kesamaan dalam pengelolaannya. Kesamaan tersebut antara lain ada tujuan, keanggotaan, struktur dan sistem serta prosedurnya Kesamaan yang pertama yaitu adanya suatu tujuan, tanpa tujuan organisasi tidak dapat dibentuk.. Tujuan ini tentunya sesuai dengan jenis organisasinya. Tujuan suatu organisasi biasanya tergambar pada sasaran-sasaran baik jangka panjang maupun jangka pendek. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Organisasi Secara umum sasaran dari tujuan organisasi adalah mencapai tingkat pertumbuhan, perkembangan, keuntungan dan keberlangsungan dari organisasi itu sendiri. Kesamaan yang kedua adalah bahwa organisasi mempunyai kumpulan orang-orang, satu orang yang berusaha mencapai tujuan secara sendiri tidak dapat dikatakan sebagai organisasi. Organisasi adalah sekumpulan atau sekelompok orang ( lebih dari dua orang) yang mempunyai maksud yang sama untuk mencapai tujuannya. Kesamaan yang ketiga adalah organisasi perlu mengembangkan suatu struktur agar anggota dapat melaksanakan pekerjaan dengan mudah dan baik. Struktur organisasi sebagai gambaran dari hubungan-hubungan wewenang dan tanggungjawab yang dapat dipergunakan sebagai alat penyalur tugas, informasi, resources, dan perintah-perintah. Struktur organisasi senantiasa harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan yang berubah-ubah, karena manusia yang menjalakan pekerjaan bukan struktur organisasinya. Kesamaan yang keempat adalah organisasi memiliki sistem dan prosedur. Organisasi mempunyai aturan-aturan yang ditetapkan bersama dan harus dijalankan dengan komitmen. Sistem dan prosedur dalam organisai tercermin dari kebujakan-kebijakan manajer tentang cara kerja, sistem rekrut, pengawasan, dan pelaporan. B. Organisasi dapat memberi manfaat bagi masyarakat 1. Organisasi mengubah kehidupan masyarakat. Manfaat ini dapat diamati dari banyaknya organisasi dapat membuat kehidupan menjadi lebih baik,. misal organisasi kesehatan membuat masyarakat menjadi sehat jasmani, organisasi pendidikan menjadi masyarakat menjadi cerdas, organisasi kemilteran dan kepolisian membuat masyarakat menjadi aman. 2. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Dengan berorganisasi pencapaian tujuan menjadi lebih mudah. 3. Organisasi menawarkan karier. Organisasi merupakan sekumpulan orang yang mempunyai ketrampilan, pengetahuan dan tujuan. Oleh karena itu orang yang ingin mengembangkan karienya dapat bergabung dalam suatu organisasi, karena organisasi akan selalu menawarkan karier pada seseorang yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang lebih. 4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Dengan berorganisasi pengetahuan dapat ditingkatkan terus. Sejarah masa lalu dapat didokumenkan, penelitian-penalitian dapat dikembangan, demikian juga dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan sendiri dapat dilakukan bersama. ( Amirullah, 2004, 6) 5. Organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerja sama dalam suatu cara yang terstruktur, dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan organisasi dapat menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada di lingkungannya . Sumberdaya tersebut adalah manusia, finansial, fisik dan informasi. Sumberdaya manusia termasuk bakat manajerial dan tenaga kerja, sumberdaya finasial adalah modal yang digunakan organisasi untuk mendanai operasi yang berjalan baik operasi jangka panjang maupun jangka pendek, sumber daya fisik meliputi fasilitas gedung, kantor dan peralatannya,serta bahan yang dipergunakan dalam operasionalnya, sumber daya informasi adalah data-data yang digunakan dalam membuat keputusan yang efektif. Manajer dalam mencapai tujuan organisasi bertanggungjawab untuk mengkombinasikan dan mengkoordinasikan berbagai sumberdaya tersebut,misal seorang walikota (manajer ) akan menggunakan polisi, dana pemerintah, kantor polisi yang ada, data ststistik kejahatan yang terinci untuk membuat program pencegahan kejahatan. Bagaimana walikota dan manajer-manajer lainnya mengkombinasikan dan mengkoordinasikan berbagai jenis sumber daya tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep dasar organisasi adalah 1. Suatu organisasi selalu mempunyai tujuan 2. Adanya spesialisasi dan pembagian kerja 3. Spesialisasi akan mempunyai manfaat apabila dikoordinasi 4. Koordinasi adalah mengintegrasikan kegiatan-kegiatan serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan 5. Untuk meralisasi tujuan perlu ada prosedur kerja yang lebih rinci 6. Kenyataan bahwa organisasi berada dalam suatu lingkungan yang dinamis karena yang menjadi odyek dan subyeknya adalah orang. C. Pengertian Pengorganisasian dan Struktur Organisasi Pengoranisasian (organizing) mempunyai bermacam-macam pengertian seperti yang dikemukakan dalam buku manajemen Hani sebagai berikut: 1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku dan tenaga kerja. 2. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya di mana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota kelompok. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, para karyawan. 3. Cara manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen. a. mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas . Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggauta organisasi. Pengorganisasian sebagai proses dikemukakan oleh Ernest Dale dalam buku James AF Stoner sebagai berikut: 1. Memerinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap organisasi dibentuk dengan seperangkat tujuan, pencapaian tiap tujuan jelas dilakukan dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu pertama kali harus menentukan tugas organisasi secara menyeluruh. 2. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anggauta organisasi. Organisasi dibentuk karena pekerjaan yang akan diselesaikan tidak dapat dilakukan oleh satu orang saja, sehingga pekerjaan tersebut harus dibagi secara tepat diantara anggautanya. 3. Pemisahan pekerjaan sesuai dengan ketrampilan dan keahlian karyawan yang berbeda-beda, dimana interaksi mereka diatur dengan prosedur yang ditetapkan pemisahan pekerjaan seperti ini disebut dengan departemnisasi 4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian memungkinkan anggauta organisasi tetap mengarahkan aktivitasnya ke arah pencapaian tujuan. 5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan efektivitas. Pada saat organisasi tumbuh dan berubah, struktur harus dievaluasi untuk memastikan kebutuhan sekarang. Struktur organisasi adalah suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individu dan kelompok. Sebuah struktur organisasi mengalokasikan pekerjaan melalui sebuah devisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja sehingga sasaran organisasi terlaksana dengan baik. Bentuk dari pengalokasian pekerjaan tersebut dapat digambarkan ke dalam suatu struktur atau bagan organisasi. Beberapa hal yang menentukan perancangan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Pembagian kerja. Setiap kotak mewakili tanggungjawab seseorang atau sub unit untuk bagian tertentu dari beban kerja organisasi. 2. Manajer dan bawahan. Garis tebal menunjukkan garis komando ( siapa melapor kepada siapa) 3. Jenis pekerjaan yang dilakukan.Label atau uraian kotak-kotak menunjukkan tugas-tugas organisasi atau bidang-bidang tanggungjawab yang berbeda. 4. Pengelompokan bagian-bagian kerja. Keseluruhan bagan menujukkan dasar pembagian aktivitas organisasi 5. Tingkat manajemen. Sebuah bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan secara perorangan tetapi juga hirarki pimpinan secara keseluruhan. D. Merancang Pekerjaan Merancang pekerjaan merupakan suatu landasan fundamental dalam pengorganisasian. Merancang pekerjaan terkait dengan mendifinisikan bidang tanggungjawab pengambilan keputusan, mengidentifikasi tujuan, dan menetapkan keberhasilan yang ingin dicapai. Sebagai titik awal dalam merancang pekerjaan adalah adanya spesialisasi pekerjaan. Spesialisasi pekerjaan merupakan suatu perkembangan dalam organisasi. Spesialisasi pekerjaan adalah tingkat di mana seluruh tugas dalam organisasi dipecah dan dibagi menjadi bagian-bagian komponen yang lebih kecil. Keuntungan adanya spesialisasi pekerjaan: a. Pekerja yang melaksanakan pekerjaan kecil dan sederhana akan menjadi lebih pandai dalam tugas tersebut. b. Waktu perpindahan antar pekerjaan menurun. Jika pekerja melaksanakan beberapa pekerjaan yang berbeda, pergantian dari pekerjaan pertama ke pekerjaan berikutnya tidak akan kehilangan waktu banyak. c. Semakin sempit definisi suatu pekerjaan semakin mudah mengembangkan peralatan khusus untuk membantu pekerjaan tersebut. d. Manajer harus mampu melatih pekerja lain apabila ada pekerja yang. Spesialisasi pekerjaan dapat memiliki konsekuensi yang negatif. Kritik paling utama adalah pekerja yang melaksanakan pekerjaan terspesialis mungkin akan merasa bosan dan tidak puas, karena tidak memberi tantangan atau stimulasi. Dengan adanya kebosanan dan keadaan monoton, tingkat ketidak hadiran pekerja meningkat, dan akan berdampak pada kualitas pekerjaan. Oleh karena itu, walaupun beberapa tingkat spesialisasi diperlukan tidak seharusnya dilaksanakan secara ekstrim, karena adanya beberapa kemungkinan konsekuensi yang negatif. Manajer harus sensitif terhadap situasi dimana spesialisasi yang ekstrim harus dihindari. Untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan spesialisasi pekerjaan, manajer menggunkan beberapa pendekatan dalam merancang pekerjaan untuk mencapai keseimbangan yang baik antara permintaan organisasi untuk efisiensi dan produktivitas dengan kebutuhan individual untuk kreativitas dan otonomi. Penendekatan yang dilakukan oleh manajer dalam merancang pekerjaan adalah rotasi pekerjaan, perluasan pekerjaan, pengayaan pekerjaan, karakteristik pekerjaan dan tim kerja. Rotasi pekerjaan. Rotasi pekerjaan (Job Rotation) adalah memindahkan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain secara sistematis. Pekerjaan tidak berubah tapi karyawan yang berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain. Pekerja yang dirotasikan ke suatu pekerjaan “baru” pada mula merasa puas, tapi kepuasan tersebut akan segera berkurang, karena memang rotasi pekerjaan bukan untuk meningkatkan motivasi atau kepuasan karyawan. Perluasan pekerjaan. Perluasan pekerjaan dikembangkan untuk meningkatkan jumlah pekerjaan total yang dilaksanakan oleh karyawan, sebagai akibatnya karyawan melaksanakan beraneka macam pekerjaan yang dapat dianggap mengurangi tingkat ketidakpuasan karyawan. Pengayaan pekerjaan. Pengayaan pekerjaan suatu usaha untuk meningkatkan jumlah pekerjaan dan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Implementasi dari pengayan pekerjaan ini manajer .mengurangi pengawasab dan mendelegasikan otoritas pengawasannya pekerjaan pada karyawan.pendekatan ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab, memberi pekerjaan baru pada karyawan dan pekerjaan tersebut menantang, sehingga dapat meningkatkan karyawan untuk maju dan berkembang. Karakteristik pekerjaan. Karakteristik pekerjaan adalah suatu alternatif spesialisasi pekerjaan yang memperhitungkan sistem kerja dan preferensi karyawan. Karakteristik pekerjaan dapat dilihat dari dimensi-dimensi sebagai berikut: 1. Ragam pekerjaan; jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang 2. identitas pekerjaan; sejauh mana karyawan dapat menyelesaikan satu bagian dari seluruh pekerjaannya 3. signifikansi pekerjaan 4. otonomi; tingkat pengendalian yang dimiliki karyawan tentang bagaimana pekerjaan dilakasnakan 5. umpan balik; sejauh mana karyawan mengetahui kebaikan pekerjaannya. Tim Kerja; suatu kelompok kerja yang merancang sistem kerja yang akan diterapkan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan. Dalam tim kerja, kelompok sendirilah yang emutuskan bagaimana pekerjaan akan dialokasikan E. FUNGSI PENGARAHAN a. Motivasi Kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahan akan menentukan efektivitas manajer. Pengarahan adalah usaha yang dilakukan manajer untuk memberi penjelasan, petunjuk ataupun bimbingan kepada bawahan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar. Berdasar pengertian pengarahan tersebut maka dasar dari pengarahan adalah motivasi, komunikasi dan kepemimpinan. Bagian pengarahan ini dimulai dengan motivasi, karena manajer tidak dapat mengarahkan kecuali bawahan dimotivasi untuk bersedia mengikutinya. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi atau motiv, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini akan digunakan motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi digunakan dalam manajemen untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan di dalam individu (karyawan) yang bertanggungjawab sesuai dengan tingkatan pengarahan. Artinya seorang karyawan yang sangat termotivasi akan bekerja keras, sebaliknya karyawan yang tidak termotivasi tidak berbuat demikian. Manajer yang mengarahkan melalui motovasi akan membuat kondisi-kondisi dimana karyawan dapat memunculkan insprirasi untuk bekerja keras. Motivasi merupakan kekuatan yang mempengaruhi perilaku bawahan. Manajer harus bekerja melalui orang lain, oleh karena itu manajer perlu memahami orang-orang yang berperilaku tertentu. b. Teori Motivasi Kebutuhan merupakan keinginan psikologis yang terpenuhi dari seorang individu. Teori motivasi tentang kebutuhan digunakan untuk menjelaskan perilaku dan sikap karyawan. Manajer yang baik akan membangun kondisi-kondisi dimana karyawan dapat memenuhi kebutuhannya, dan melakukan tindakan untuk menghilangkan hal-hal yang menghambat atau menganggu kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan karyawan, sehingga dapat optimal bekerja akhirnya tujuan dapat tercapai. Teori kebutuhan atau teori isi adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-openyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” . Teori kebutuhan yang sangat terkenal seperti 1) hirarki kebutuhan dari psikolog Abraham H Maslow, 2) Frederick Herzberg dengan teori motivasi higynes. c. Teori Kebutuhan dari Maslow Menurut Maslow hirarki kebutuhan berdasarkan dua prinsip yaitu bahwa 1) kebutuhan manusia dapat disusun dalam suatu hirarli dari kebutuhan terendah sampai tertinggi, 2) suatu kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.. Menurut Maslow manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti hirarki. Dalam tingkatan ini kebutuhan pertama yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, perumahan, istirahat. Setelah kebutuhan pertama terpuaskan, kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya akan menjadi kebutuhan utama, yaitu kebutuhan keamanan dan rasa aman. Kebutuhan ketiga akan dipenuhi apabila kebutuhan kedua sudah terpuaskan. Proses ini berjalan terus sampai terpenuhi kebutuhan aktualisasi diri, dimana manajemen dapat memberikan inisiatif untuk memotivasi hubungan kerja sama, kewibawaan pribadi serta rasa tanggungjawab untuk mencapai prestasi yang tinggi. Proses di atas menunjukkan bahwa kebutuhan-kebutuhan saling tergantung dan saling menompang. Kebutuhan yang telah terpuaskan akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku, diganti kebutuhan-kebutuhan selanjutnya yang mendominasi dan sebagai pendorong individu untuk bekerja. d. Pengertian dan Konsep Koordinasi Koordinasi adalah proses pengintegrasian aktivitas pada satuan-satuan terpisah (departemen atau bidang –bidang fungsional)suatu organisasi untuk mencapai tujaunnya secara efisien. Atau proses menghubungkan aktivitas-aktivitas dari berbagai departemen dalam suatu organisasi. Aktivitas kerja pada organisasi dibagi-bagi dan didepartemenkan, maka para manajer perlu mengkoordinasikan aktivitas – aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer harus mengkoordinasikan tujuan ke subunit. Menerjemahkan tujuan ke dalam tujuan subunit yang sesuai. Disamping itu juga menyampaikan informasi kepada subunit tentang aktivitas subunit lain sehingga bagian-bagian organisasi yang terpisah dapat bekerja sama dengan lancar. Kemampuan manajer untuk mengkoordinasi secara efektif sebagian tergantung pada jumlah bawahan yang melapor pada mereka. Jumlah bawahan yang malpor ini disebut dengan ‘rentang manajemen atau rentang kendali” makin banyak bawahan yang malapor pada manajer tertentu makin sukar pula manajer untuk mengawasi dan mengkoordinasikan aktivitas mereka, sebaliknya makin sedikit bawahan yang malapor pada manajer tertentu makin mudah manajaer untuk mengadakan pengawasan dan mengkoordinasikan aktivitas mereka. Pemilihan rentang yang dapat membantu manajer dalam upaya mengkoordinasikan bukanlah pekerjaan yang sederhana. Kebutuhan koordinasi Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada persyaratan bentuk komunikasi tugas-tugas yang dilakukan dan ketergantungan subunit yang melaksanakan tugas-tugas tersebut. Apabila tugas-tugas tersebut memerlukan atau dapat memperoleh manfaat dari arus informasi antar unit, maka yang terbaik ada koordinasi. Tetapi apabila persyaratan komunikasi tugas atau manfaat informasi anatar unit/ subunit tidak ada maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat melalui interaksi dengan anggauta unit/subunit yang lain. Kebutuhan koordiansi juga diperlukan untuk pekerjaan non rutin dan tidak diperkirakan sebelumnya, misal pekerjaan yang berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan yang berubah.. Ketergantungan koordinasi menurut Griffin ada tiga bentuk yaitu terpusat, berurutan dan timbal balik. Saling ketergantungan terpusat ( pooled interdependence) bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan lainnya dalam melaksanakan aktivitas harian, tetapi tergantung pada pelaksanaan aktivitas di setiap satuan untuk memuaskan hasil akhirnya Saling ketergantungan berurutan ( sequential interdependence) bila satuan organisasi harus melakukan aktivitas/pekerjaannya lebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja. Saling ketergantungan timbal balik ( reciprocal interdependence) merupakan hubungan saling memberi dan menerima. Teknik dasar koordinasi 1. Hirarki Manajemen Garis komando organisasi menetapkan hubungan kerja dan pelaporan di antara para anggautanya. Hubungan kerja sub-subunit yang melapor pada tiap manajernya juga dispesifikasikan, hal ini untuk memudahkan arus informasi dan kerja antara sub-sub unit dan menunjukkan pertanggungjawaban. Garis komando juga menunjukkan konflik yang harus diselesaikan. Agar dapat berhasil dengan efisien mekanisme membutuhkan struktur wewenang yang ditetapkan dengan jelas. Manajer pada setiap level haruslah menyadari tanggungjawab mereka dan memiliki prosedur dan wewenang yang diperlukan dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Manajer akan mendapat hambatan dalam mengkoordinasikan sub-sub unit apabila terlalu banyak informasi dan dipaksa untuk mengambil keputusan . hal ini terjadi karena manajer mempunyai keterbatasan kemampuan dan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Peraturan dan Prosedur Peraturan dan prosedur merupakan suatu keputusan pimpinan yang diambil untuk menangani aktivitas-aktivitas rutin dan dapat menjadi alat koordinasi dan pengendalian rutin yang efisien. Apabila peraturan dan prosedur organisasi, dan departemen/bagian dipahami dan digunakan oleh semua bawahan secara teratur maka kebutuhan berkomunikasi dengan atasan untuk masalah-masalah rutin dapat berkurang, sehingga manajer dapat menyelesaikan masalah baru. Upaya untuk mengatasi masalah dan isu yang lebih rumit membutuhkan adanya peraturan dan prosedur yang rumit dan dipandang tidak praktis. 3. Perencanaan dan Penyusunan TujuaPerencanaan dan penyusunan tujuan dalam rangka mencapai koordinasi dengan cara menggerakan seluruh unit ke arah sasaran yang lebih luas dan sama. Perencanaan dan penyusunan tujuan merupakan hal sangat bermanfaat apabila manajer sekalipun telah berbekal pada peraturan dan prosedur tidak dapat mengolah semua informasi untuk mengkoordinasikan semua aktivitas sub-sub unit. Dengan tujuan yang telah ditetapkan maka lebih mudah untuk mendelegasikan wewenang pelaksanaan kepada sub-sub unit lainnya. Dengan mengetahui tujuan masing-masing subunit maka subunit akan bertindak sendiri secara konsisten dengan tujuannya. Manfaat adanya Koordinasi a. dengan koordinasi dapat dihindarkan adanya kekosongan pengerjaan suatu aktvitas oleh satuan-satuan organisasi atau kekosongan pengerjaan oleh pejabat-pejabat. b. dengan koordinasi dapat disadarkan adanya kesadaran di antara pejabat untk kerja saling membantu c. dengan koordinasi dapat ditumbuhkan kesatuan kebijaksanaan antar pejabat d. dengan koordinasi ada kesatuan sikap antar pejabat e. dengan koordinasi dijamin adanya kesatuan tindakan antar pejabat. Hambatan jika koordinasi tidak dijalankan dengan baik a. petugas atau satuan-satuan bertengkar menuntut bidang kerja atau wewenang, yang masing-masing menganggap termasuk dalam lingkungan tugasnya b. petugas atau satuan-satuan bertengkar saling melempar tanggungjawab kepada pihak lain karena merasa tidak menjadi tanggungjawab tugasnya. c. Pencapaiantujuan tidak berjalan lancar karena suasana organisasi kacau, para pekerja merasa ragu, merasa salaing berbeturan dalam melaksnakan pekerjaan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum sasaran dari tujuan organisasi adalah mencapai tingkat pertumbuhan, perkembangan, keuntungan dan keberlangsungan dari organisasi itu sendiri. Kesamaan yang kedua adalah bahwa organisasi mempunyai kumpulan orang-orang, satu orang yang berusaha mencapai tujuan secara sendiri tidak dapat dikatakan sebagai organisasi. Organisasi adalah sekumpulan atau sekelompok orang ( lebih dari dua orang) yang mempunyai maksud yang sama untuk mencapai tujuannya Pengarahan adalah usaha yang dilakukan manajer untuk memberi penjelasan, petunjuk ataupun bimbingan kepada bawahan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar. Berdasar pengertian pengarahan tersebut maka dasar dari pengarahan adalah motivasi, komunikasi dan kepemimpinan. Bagian pengarahan ini dimulai dengan motivasi, karena manajer tidak dapat mengarahkan kecuali bawahan dimotivasi untuk bersedia mengikutinya. DAFTAR PUSTAKA Amirullah, haris Budiyono, 2004. Pengantar Manajemen; Graha Ilmu, Yogyakarta Buchari Zainun, Organisasi Dan Manajemen, Balai Aksara Griffin, Alih bahasa Gina Gania MBA, 2002, Manajemn Jilid I; Erlangga, Jakarta John R Schermerhorn Jr, 1998, Manajemen, Jilid I dan II, Edisi Bahasa Indonesia, Andi, Yogyakarta Manullang, 1971, Dasar-Dasar Manajemen, CV Amanlaham, Medan P Siagian Sondang, 1999, Teori dan Praktek kepemimpinan; Rineka cipta, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar